Berkualitas, Berkuantitas dan Terpercaya!

Minggu, 16 April 2017

Mohon Tunggu

Inilah 6 Terowongan Paling Tua di Indonesia

Terowongan adalah sebuah bangunan yang menembus tanah, bukit bahkan gunung, terowongan di buat agar kita bisa melewati tempat itu dengan lebih efisien dari pada harus memutar jauh, maka diciptakan lah terowongan. Terowongan biasa dilewati oleh alat transportasi seperti mobil, motor dan kereta api, dalam proses pembuatannya sangat sulit, karena kita harus melubangi tanpa membuat tanah itu runtuh, tak jarang beberapa pembangunan terowongan juga membuat jatuhnya korban, dan banyak cerita yang membuat bulu kuduk merinding jika mendengarnya. Namun untuk kali ini kita tidak akan membahas tentang kisah kisah seram di terowongan, diartikel ini kita akan mencoba mengenal terowongan-terowongan tertua di indonesia, pastinya terowongan ini di buat sebelum kamu lahir loh! yuk simak artikel lengkapnya!
Terowongan Lampegan
Yang pertama adalah terowongan Lampegan yang berada di desa Cibokor, Cianjur, Jawa Barat. Dikatakan menjadi yang tertua di Jawa Barat bahkan se-Indonesia. Sebenarnya terowongan ini adalah untuk kereta api yang dibuat oleh perusahaan kereta pada masa Kolonial Belanda, Staats Spoorwegen tepatnya pada tahun 1879. Dan selesai dibangun pada 1882.
Tidak main-main, panjangnya mencapai 686 meter yang melewati jalur kereta Bogor-Sukabumi-Cianjur hingga Bandung. Namanya sendiri diambil dari kata yang sering diucapkan oleh Beckman kepada pekerja terowongan. Dia kerap berkata “Lamp pegang” yang menandakan bahwa para pekerja diharuskan pegawai senantiasa memvawa lampu. Oleh sebab itu namanya menjadi Lampegan.
Pada 12 Maret 2001 tidak bisa digunakan lagi karena diterjang longsor yang menimpa terowongan ini. Akhirnya segera diperbaiki, namun pada 2006 kembali ada musibah yang membuatnya hancur kembali. Bahkan setelah beroperasi lagi di 2009, terowongan harus ditabrak oleh kereta api Siliwangi tepat tanggal 11 Febuari 2014 yang membuatnya rusak ringan.
Terowongan Sasaksaat
Masih berada di Jawa Barat tepatnya di desa Sumurbandung, Cipatat, Bandung Barat. Disana terdapat sebuah terowongan dengan panjang hampir 1 km yakni mencapai 949 m. Terowongan tersebut adalah Terowongan Sasaksaat yang dibuat oleh perusahaan Staatsspoorwegen (SS) pada 1902-1903. Namun dalam pembuatannya terkesan tidak manusiawi, Para pekerja dipaksa kerja rodi. Bahkan ada mitos yang mengatakan bahwa orang yang meninggal dikubur di dinding maupun bukit disampingnya.
Panjangnya yang mencapai 949 m membuatnya jadi yang paling panjang pada kategori terowongan kereta api aktif terpanjang (walau masih kalah dengan Terowongan Wilhelmina yang panjangnya mencapai 1.116 meter, tapi sudah tak aktif). Karena Sasaksaat masih aktif beroperasi bahkan paling sibuk, membuatnya menyabet gelar ini.
Terowongan Garahan
Beralih ke Jawa Timur, disana terdapat Terowongan Garahan yang dibuat pada tahun 1902-1903. Pembuatnya adalah perusahaan Staatsspoorwegen (SS) yang dibuat dengan panjang 113 meter. Letaknya berada di desa Garahan, Silo, Kabupaten Jember.
Berada di km 25 lintas Kalisat-Kalibaru-Kabat-Banyuwangi Lama dan menjadi salah satu dari dua terowongan yang akan dilalui pada jalur tersebut. Karena di sebelah tenggaranya terdapat Terowongan Mrawan yang dibangun bersamaan dengan saudaranya itu.
Terowongan Mrawan
Masih dalam kategori terowongan kereta apai, selanjutnya adalah Terowongan Mrawan yang menjadi tetangga Terowongan Garahan. Letaknya yakni berada wilayah Sidomulyo, Silo,Jember, Jawa Timur. Dapat dikununjungi jika lewat stasiun Mrawan yang berada di dekatnya.
Sama seperti yang lain, pembuatnya adalah perusahaan Staatsspoorwegen (SS) yang dimulai sekitar tahun 1902-1903 kemudian baru terselesaikan pada 1910. Dalam waktu satu tahun saja telah terselesaikan temboknya, baik kanan maupun kiri. Namun dalam pengerjaan konstruksi lengkung penutup terowongan, harus memakan 8 tahun baru selesai.
Wajar saja, mengingat panjangnya yang mencapai 690 meter. Penamaan Mrawan diambil dari nama sungai yang berada di sekitar kompleks stasiun Mrawan. Tidak hanya digunakan sebagai angkutan komersil, namun Terowongan Mrawan dan Grahan dijadikan sebagai Lori Wisata karena memang bersejarah.
Apalagi, di samping kiri kanannya terdapat pepohonan yang rindang plus pesona Gunung Gumitir yang ditembus oleh Terowongan ini. Ada juga yang mengatakan bahwa arsitektur dari Mrawan mirip dengan Terowongan Sasaksaat yang dibuat hampir bersamaan dengannya, yakni pada 1902-1903.
Terowongan Wilhelmina
Dikatakan bahwa Terowongan Wilhelmina adalah yang terpanjang di Indonesai karena memiliki panjang mencapai ±1.116,10 meter (ada juga yang mengatakan 1.208 meter). Saking panjangnya, membuatnya melewati dua desa yaitu Desa Emapk dan Bagolo yang masing-masing berada di Kecamatan Kalipucang, Ciamis, Jawa Barat.
Dibuat oleh Hindia Belanda lewat perusahaan (SS) Staatsspoorwegen pada tahun 1914 dan resmi beroperasi melayani kereta apai pada 1 Januari 1921 setelah pergantian tahun. Dengan panjangnya yang seperti itu, pasti membutuhkan banyak pegawai. Hal inilah yang membuat banyak Pribumi dikorbankan untuk kerja paksa membangun terowongan ini.
Nama Wilhelmina memang terasa asing di telinga. Hal ini karena nama terowongan ini disesuaikan pada nama Ratu Kerajaan Belanda saat itu yang menjabat hingga 1948, Ratu Wilhelmina Helena Pauline Maria. Namun masyarakat tidak menyebutnya dengan nama sang ratu, melainkan dengan sebutan terowongan Sumber. Walaupun memiliki kepanjangan yang tiada tara, pada 3 Februari 1981 terowongan ini tidak lagi dilewati oleh kerata api karena jalurnya telah ditutup. Hal ini dikarenakan oleh minimnya pemasukan dan biaya operasional yang dinilai terlalu tinggi.
Terowongan Gunung Gajah
Terowongan Gunung Gajah terletak di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Mungkin akan terdengar asing, namun disana menjadi salah satu kota pusat per kereta api-an. Selain terdapat teroeongan kereta apai, stasiun, disana juga terdapat bengkel kereta api yang dibuat tahun 1931, dan masih aktif beroperasi hingga saat ini.
Pembuatannya dibuat antara tahun 1924-1925 dengan arsitek bernama Willem. Selain dinamakan Terowongan Gunung Gajah (karena letaknya di kecamatan Gunung Gajah), orang juga menyebutnya terowongan Willem Synja Tunnel. Panjangnya mencapai 368 meter. Namun pada 1952 terowongan ini dibuka kembali walaupun sebelumnya terjadi penutupan.
Bangunan yang dibuat pada masa Hinidia Belanda yang satu ini juga memiliki nilai arsitektur yang menyerupai bangunan di Belanda, hal ini akan menambah nilai artistik didalamnya. Namun, karena pembuatannya dilakukan dengan sistem rodi, membuat masyarakat banyak yang meninggal. Hal ini jugalah yang menambah nilai mistis.

1 komentar:

Popular Posts